Agenda Kegiatan
Asistensi dan Rehabilitasi Sosial untuk Yatim Piatu yang Terdampak Covid 19 di Kab. Belitung
Implementasi Penyelenggaraan Sertifikat Elektronik di Lingkungan Pemkab Belitung
Rapat Pembahasan terkait Program Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI)
Rapat Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2021 dan Persiapan Pelaksanaan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birkorasi (PMPRB) Tahun 2022
Artikel
04/01/2017 | Sadely Ilyas
Upaya Guru Memahami Kesulitan Belajar Siswa
Dalam proses pembelajaran di sekolah, aktivitas belajar tidak...
»Baca04/01/2017 | Ferdini Widiatama, S.I.Kom.
Fenomena GMT di Kabupaten Belitung dihadiri 2 Menteri
...
»Baca28/12/2015 | Hafidz Rusli, S.Pd.I
Setelah Belitung Jadi Destinasi Wisata
Kabar baik jika Kabupaten Belitung hendak dijadikan Destinasi Wisata Nasional setelah Bali dan Lombok. Bahkan kabar terbaru, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, akan menjadikan daerah yang memiliki penduduk 172 ribu jiwa dengan luas 2,2 ribu kilometer persegi itu sebagai Kawasan Ekonomi...
»Baca10/09/2015 | (Tim PKP-Kemenkominfo)
Revolusi Mental: Membangun Jiwa Merdeka Menuju Bangsa Besar
“Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong.” “Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang...
»Baca
Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan berkualitas tidaknya sumberdaya manusia, oleh karena itu daerah sangat memperhatikan pembangunan kesehatan melalui pembangunan urusan kesehatan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung dan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Marsidi Judono. Keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Belitung secara sederhana dapat dilihat melalui status kesehatan, gizi masyarakat dan pola penyakit.Selanjutnya status kesehatan dan gizi kurang diterjemahkan ke dalam 4 (empat) indikator yaitu1) Angka Kematian Bayi (AKB); 2) Angka Kematian Ibu (AKI); 3) Angka Harapan Hidup Saat Lahir; dan 4) Prevalensi Gizi Kurang.
Berikut penjelasan mengenai capaian masing-masing indikator:
Angka Kematian Bayi Kabupaten Belitung Tahun 2013-2017
Angka Kematian Ibu Kabupaten Belitung Tahun 2013-2017
Data tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2017 sebanyak 6 (satu) kasus. Berdasarkan Hasil Audit Medis (Audit Maternal Perinatal) Tingkat Kabupaten yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung diketahui bahwa penyebab 6 (enam) kasus kematian ibu pada tahun 2017,kematian ibu disebabkan oleh PEB 1(satu) kasus, ekslampsia 1 (satu) kasus, pendarahan1(satu) kasus, hipertensi 1 (satu) kasus, atonia uteri 1 (satu) kasus, dan kehamilan ektopik terganggu (KET) 1 (satu) kasus.jika dibandingkan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Belitung Tahun 2013-2018 maka angka kematian ibu kabupaten berada diatas target tersebut.
Angka Harapan Hidup Saat Lahir Kabupaten Belitung Tahun 2012-2016
National Centre Health Statistic (NCHS). Gizi kurang dibedakan menjadi Kekurangan Energi Protein (KEP) tidak nyata/ringan dan nyata/berat. Gizi kurang tidak nyata adalah secara kasat mata anak tersebut tidak mempunyai perbedaan dengan anak yang berstatus gizi baik, sedangkan gizi kurang nyata adalah anak yang mengalaminya secara pengukuran antropometri (BB, TB, PB menurut umur) tampak kurus atau sangat kurus dan pertumbuhannya terhambat sebagai akibat dari kurangnya
Prevalensi Gizi Kurang Kabupaten Belitung Tahun 2013-2017
larvaciding dan survey di tempat perindukan nyamuk. Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2017 penderita tersangka demam berdarah sebanyak 41 ( Empat Puluh Satu ) hal ini menunjukkan adanya Penurunan jika dibanding dengan tahun 2016 yang pada saat itu mencapai 202 (Dua Ratus Dua) orang. Terkait dengan penurunan ini, daerah dengan dukungan penuh partisipasi masyarakat mengupayakan beragam kegiatan untuk menekan laju pertumbuhan penyakit ini.Sedangkan jumlah penderita malaria pada tahun 2017 sebanyak 1 (satu) orang. Terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu sebanyak 2 (dua) orang. Untuk mengetahui tingkat perkembangan penyakit malaria dipergunakan indikator yaitu 1) Angka Annual Malaria Incidence (AMI) yakni jumlah penderita malaria klinis yang ditemukan dan diobati selama satu tahun per seribu penduduk; dan 2) Angka Annual Parasite Incidence (API) yakni jumlah penderita positif malaria yang ditemukan dan diobati selama satu tahun
annual parasite incidence Kabupaten Belitung tahun 2013-2017:
Angka Annual Parasite IncidenceKabupaten Belitung Tahun 2013-2017
annual parasite incidence kabupaten pada tahun 2017mengalami kenaikan dari tahun 2016 sebesar 0,04 menjadi 0,05 ditahun 2017.
Trasmition Assesment Survey) yang dilaksanakan tahun 2015 didapat angka mikrofilaria 0,02 % dan dari hasil survey TAS Tahun 2016 di dapat angka microfilaria 0% maka dari hasil survey tersebut Kabupaten Belitung tidak ada pengobatan masal kembali karena angka mikrofilaria dibawah 1,00 % dan pada tahun 2017, Kabupaten Belitung mendapat sertifikat eliminasi filariasis.
Plafon dan Realisasi Anggaran Jaminan Kesehatan Masyarakat Belitung
Tahun 2013-2017
Indikator Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Tahun 2016-2017
1. Angka Pemanfaatan Tempat Tidur (BOR) pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 5,1% jika dibandingkan dengan tahun 2016 hal ini disebabkan antara lain kebijakan pemerintah dan faktor demografi masyarakat Belitung. Namun demikian nilai BOR tahun 2017 belum mencapai nilai standar yaitu sebesar 60,00% Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : pelayanan RSUD dr. H. Marsidi Judono Kabupaten Belitung yang masih membutuhkan perhatian khusus; publikasi promosi kesehatan yang perlu ditingkatkan melalui sarana komunikasi, baik cetak maupun audio; keterbatasan fasilitas rumah sakit; kualitas SDM yang harus ditingkatkan baik pendidikan, keterampilan dan etika; pasien JKMB (Jaminan Kesehatan Masyarakat Belitung) belum semua terdaftar ke BPJS; serta rumah sakit swasta sudah memberikan pelayanan ke pasien BPJS
2. Angka Lama Masa Perawatan (LOS) pada tahun 2017 Indikator ini mempersentasikan rata-rata lamanya hari rawat pasien. Pada tahun 2017 Los di RSUD dr. H. Marsidi Judono 3,1 hari. Jika merujuk pada standar Depkes 2005 maka lamanya hari rawat pasien di RSUD dr. H. Marsidi Judono kurang dari 6 Hari. LOS yang pendek menunjukkan bahwa pelayanan di rumah sakit dinilai sudah efektif, efisien dan menunjang keselamatan pasien. Pasien yang mengalami perawatan dalam waktu yang lama bersiko lebih besar terkena infeksi nosokomial Faktor yang mempengaruhi LOS di rumah sakit yaitu karakteristik pasien, keadaan klinis, tindakan medis, penerapan Clinical Pathway, kebijakan JKN, manajemen dan administrasi rumah sakit.
3. Angka Pergantian Interval (TOI) menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur di RSUD dr. H. Marsidi Judono Kabupaten Belitung. Perbandingan TOI pada tahun 2016 (rata-rata 2,2 hari) dengan TOI pada tahun 2017 (rata-rata 2,9 hari) tetap berada dalam kategori ideal. Rentang waktu 2,9 hari menunjukkan rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari posisi terisi ke saat terisi berikutnya. Rentang waktu tersebut memberikan tenggang waktu tempat tidur untuk dibersihkan sehingga mengurangi potensi sebagai media infeksi nosokomial.
4. Angka Kematian Umum (GDR) Gdr (Gross Death Rate) adalah angka kematian kasar, untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar baik hidup/mati menjadi indikator pelayanan medis di RSUD dr. H. Marsidi Judono Standar ideal yang diterapkan Depkes (2015) untuk GDR ≤ 45 PER mil. GDR pada tahun 2016 sebesar 41, per mil sedangkan pada tahun 2017 sebesar 43,2 per mil. Hasil perbandingan dari tahun 2016 dan 2017 menunjukkan nilai angka indikator GDR semakin tinggi
5. Angka Kematian Bersih (NDR) NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian 48 jam setelah pasien mendapatkan perawatan, untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar baik hidup/mati menjadi indikator pelayanan medis di RSUD dr. H. Marsidi Judono. Setandar ideal yang diterapkan Depkes (2015) untuk NDR ≤ 25 per mil. NDR pada tahun 2016 sebesar 18,8 per milsedangkan pada tahun 2017 sebesar 19,2 per mil. Hasil perbandingan dari tahun 2016 dan 2017 menunjukkan nilai angka indikator NDR semakin tinggi.
6. Angka Kematian Bersih (NDR) NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian 48 jam setelah pasien mendapatkan perawatan, untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar baik hidup/mati menjadi indikator pelayanan medis di RSUD dr. H. Marsidi Judono. Setandar ideal yang diterapkan Depkes (2015) untuk NDR ≤ 25 per mil. NDR pada tahun 2016 sebesar 18,8 per milsedangkan pada tahun 2017 sebesar 19,2 per mil. Hasil perbandingan dari tahun 2016 dan 2017 menunjukkan nilai angka indikator NDR semakin tinggi.
4.
6.